WU
AINI
Berhari-hari, hal yang sama terjadi.
Hidup yang entah kapan berganti. Derita, hujatan, sayatan tak henti-henti
berlalu. Kemirisan yang tak bosan untuk pergi. Mungkin itulah jalan hidup
seseorang. Yang dapat berganti seiring waktu. Itulah sedikit gambaran tentang
kehidupa yang dialami Aini.
Gadis cantik yang bernama lengkap Wu
Aini. Ia tinggal bersama ibunya yang bekerja sebagai penjual mie ramen. Hasil
jualan yang hanya cukup untuk makan ibunya dan ia. Sedangkan ayahya adalah
seorang buronan dan memiliki kebiasaan judi, mabuk-mabukan dan membunuh. Setiap harinya ayah Aini selalu meminta uang
kepada ibu Aini. Apabila tidak diberi uang ayah Aini tidak segan-segan untuk
memukuli ibuya dan dirinya.
Suatu hari ketika ibu Aini pergi ke
pasar, ayahnya datang untuk meminta uang kepada ibunya. Tapi yang ada di rumah
hanya Aini. “Mana ibunmu..???”
bentak ayahnya. “Ibu sedang ke
pasar.”jawab Aini. “Di mana ibumu sembunyikan uangnya??? Di mana ???” bentak
ayahnya sambil menedang tubuh Aini. Aini yang kesakitan akan tendangan dan
pukulan sang ayah hanya dapat merintih kesakitan. Sedangkan ibu Aini yang sudah
datang dari pasar, tidak berani masuk ke rumah. Ibu Aini hanya dapat melihat
anaknya yang kesakitan dari balik jendela. Tidak berselang lama ibu Aini
memutuskan untuk pergi meninggalkan Aini bersama ayahnya di dalam rumah.
Selang 30 menit kemudian, polisi datang
dan menangkap ayah Aini. Ternyata kedatagan polisi akibat laporan dari ibu
Aini. Polisi sudah mencari ayah Aini lama, karena terlibat kasus pembunuhan.
Tanpa pikir pajang ibu Aini meminta tolong salah satu polisi untuk membawa Aini
ke rumah sakit. Tapa disadari ibu Aini, polisi yang ia mintai tolong adalah
temannya masa sekolah SMA dulu. Sesampainya di rumah sakit Aini segera mendapat
pertolongan dari dokter. Aini mendapat 4 jahitan di punggung, tangan, pelipis
dan kaki. “Yang, terima kasih telah
membantuku dan anakku!!” Ucap ibu Aini. “Kau tidak perlu berterima kasih, ini memang tugasku
sebagai polisi. Tanpa laporan darimu kami tidak akan mungkin dapat menangkap
buronan yang selama ini kami cari.”Jawab Polisi Yang. Polisis Yang yang dulu
pernah mempunyai perasaan pada ibu Aini, menawarkan ibu Aini unruk hidup
bersama dengannya. Ibu Aini terkejut mendengar ucapan yang dilontarkan Polisi
Yang. “Aku tidak memaksamu untuk menerima tawaran itu semua.” Tegas Polisi
Yang. “Baik aku menerimanya.” Jawab ibu Aini.
2 hari kemudian ibu Aini dan Aini
pindah ke rumah kediaman Polisi Yang. Polisi Yang tinggal bersama dengan
putrinya, Ying. Ying yang tidak menyukai keputusan ayahnya yang mengajak
tinggal keluarga Aini tanpa sepertujuan dirinya sehingga ia tidak menyukai
Aini. Tapi ia juga tak teg amelihat ayanya hidup sendiri tanpa ada yang
memperhatikan.
Aini dan Ying ternyata satu perguruan
tinggi tapi mereka berbeda jurusan. Di perguruan tinggi Ying sangat terkenal
dan populer, sedangkan Aini cenderung dibenci, dijauhi dan deitakuti karena ia
anak dari seorang pembunuh. Namun berbeda dengan Yeng yang malah penasaran
dengan kehidupan Aini. Yeng berusaha agar dapat berteman baik dengan Aini. Tapi
Aini tertutup dengan semua orang. “Aini,... Aini..” teriak Yeng, tapi Aini
malah acuh tak menggubris. “Aku hanya ingin berteman denganmu, tidak lebihdari
itu.” Ungkap Yeng. “Kenapa kau ingin berteman dengaku, aku ini anka seorang pembunuh”
jawab Aini. “Aku berteman denganmu bukan melihat latar belakngmu tapi aku jujur ingin berteman denganmu bukan
juga karena kasihan”
Setelah hari itu mereka berteman baik.
Mereka juga mempuyai tempat spesial yang mereka biasa datangi yaitu taman bermain.
Di sekolah mereka banyak yang membenci karena Aini. Mereka juga selalu dikerjai
dan dijahili teman-temannya seperti dilempari dengan sampah busuk. Tapi mereka
tak pernah merasa terganggu dengan itu semua karena mereka menganggapnya
sebagai pujian, tapi pujian yang jelek.
Di samping itu ayah Yeng yang seorang
pengusaha terkenal tidak ingin bila anaknya berteman dengan Aini yang seorang
anak pembunuh. Ia membenci Aini karena ayah Aini telah membunuh istrinya,
Nyonya Wang 2 tahun yang lalu. Oleh karena itu lewat asisten pribadinya ia
menyururh preman untuk menculik Aini lalu membunuhnya.
Pada suatu hari Aini dan Ynag berjanji
untuk bertemu di taman bermain yang biasa mereka datangi. Yeng datang terlebih
dahulu, ia menuggu Aini yang belum datang. Sampai sore Aini belum datang dan Yeng memutuskan untuk
datang menemui Aini di rumah Polisi Yang. Sesampainya di sana ibu Aini juga
mengatakan bahwa Aini tadi berpamitan untuk menemui Yeng di taman bermain.
Mereka pun panik dan mencari Aini di tempat yangf biasa datangi, namun Aini
tidak berada di sana. Meraka memutuskan untuk melaporkan kepada polisi. Polisi
pun memulai penyelidikan atas hilangnya Aini. Polisis Yang yang ikut
menyelidiki hilangnya anak angkatnya, menemukan sendal Aini dengan seretan
kaki.
Yeng pun pulang ke rumah untuk
beristirahat. Tapi saat ingin ke kamarnya ia mendengar percakapan ayahnya
dengan seseorang di telephon. “Bagaimana sudah kau bunuh anak ingusan itu???”
tanya ayahnya kepada seseorang yang ada di telephon. Sentak Yeng terkejut dan
mengira-ngira kalau anak ingusan yang disebutkan ayahnya adalah Aini. Tapi Yeng
menepis itu semua ia percaya kalau ayahnya tidak akan melakukan hal seperti
itu. “Tapi apa alasan itu semua?? Apakah ayahku kenal dengan Aini??
Tidak..tidak .” ucap Yeng.
Ying yang selesai menenangkan ibu Aini
yang mengalami shock berat atas hilangnya Aini, memberaniakan diri untuk masuk
ke kamar Aini di sana di meja belajar Aini terdapat buku harian Aini yang masih
terbuka. Ia berniat untuk menutup buku Aini, hal yang tak pernah ia lakukan
selama ini. Tapi ia penasaran dengan isi dari buku harian tersebut. Ia baca dan
ia menemukan satu halaman yang ditujukan kepada Yeng. Seketika itu ia pergi ke
rumah Yeng. Sesampainya di sana ia di halangi oleh penjaga rumah Yeng. Kemudian
ia berteriak-teriak memanggil Yeng. Yeng pun keluar fdan menyuruh penjaga
rumahnya meninggalkannnya sendiri bersama Ying. “Ada apa kau kemari ?” tanya
Yeng. “Aku ingin memberikan ini padamu.”jawab Ying. “apa ini” “ini buku harian
Aini, di dalamnya ada suatu kata yang tertuju padamu”. Yeng kemudian masuk ke
kamarnya dan mulai membaca buku diary tersebut. “Wo Aini to Yeng” Yeng seketika
kaget dan langsung pergi ke kantor polisi untuk melaporkan bahwa ayahnya ingin
membunuh seseorang. Polisi yang mendapat laporan tiu langsung bertindak cepat
untuk menangkap ayah Yeng. Tapi penangkapan itu telah bocor dan ayah Yeng
melarikan diri. Kemudian Yeng memberitahukan bahwa ayahnya berencana membunuh
seseorang di gudang tengah hutan. Polisi dan keluarga Aini bergerak menuju
hutan. Di hutan ternyata Aini telah berada dalam cekikan ayah Yeng. Ayah Yeng
yang akan menembak Aini tidak mengetahui bahwa ada polisi di belakangnya.
Ketika akan menarik pistolnya untuk membunuh Aini, ternyata peluru panas telah
menembus ke dalam jantungnya. Seketika
itu ia rebah dan meninggal dunia. Yeng pun menangisi ayahnya yang telah tiada
dan Aini pun selamat.
Keesokan harinya Yeng menjemput Aini
untuk bertemu di taman bermain yang biasa di datanngi. Di sana Yeng memberikan
buku harian Aini yang diberikan Ying kepada Yeng. “bagaimana ini bisa berada di
tanganmu.” “ini yang memberikan Ying.” “dasar Ying” “Wu Aini..” “apa” tanya
Aini. “Wu aini, aku cinta padamu” jawab Yeng, seketika itu Aini juga membalas
perkataan Yeng kalau dia juga suka Yeng, tapi ia meminta Yeng mengucapkannya
lagi dan lagi “ Wu Aini.... Wu Aini.... Wu Aini.... Wu Aini....”
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar