Deranged
|
Released
|
2012
|
|
Country
|
South Korea
|
|
Language
|
Korean
|
|
Genre
|
|
|
Director
|
|
|
Writer
|
|
|
Starcast
|
|
|
Rating
|
|
|
Fan Page
|
 |
|
<=>
<=> |
 |
Review :
Tahun lalu ada Steven Soderbergh menyebar virus influenza mematikan dalam
Contagion, beberapa tahun sebelumnya juga ada M.Night Shyamalan yang sempat
membuat manusia melakukan bunuh diri masal dengan The Happening-nya yang dicaci
maki itu, bahkan sangat jauh sebelumnya lagi, George A. Romero sudah mendahului
keduanya dengan film-film zombie outbreak-nya yang legendaris.
Lalu kini giiran perfilman Korea Selatan mencoba menghadirkan sebuah epidemic disaster thriller yang belum pernah mereka buat sebelumnya dan hasilnya…..sukses besar!.
Deranged di bawah arahan sutradara Park Jung-woo berhasil menjadi film Korea Selatan ke sembilan terlaris tahun ini dengan meraih nyaris 30 juta Dollar sejak penayangannya bulan Juli lalu, bahkan di hari pertamanya ia sukses menjual lebih banyak tiket ketimbang The Amazing Spider-Man , sebuah fenomena yang sepertinya sulit terjadi di perfilman kita.
Premisnya mirip dengan kedua film Hollywood yang disebutkan di atas di atas, tentang gelombang kematian masal mengerikan yang disebabkan oleh sebuah penyakit misterius mematikan yang menyebabkan penderitanya tanpa sadar menengelamkan diri mereka sampai tewas.
Jadi setelah 10 menit perkenalan yang sedikit bertele-tele dengan karkater utamanya, Jae-hyuk (Kim Myeong-min), seorang suami, ayah dari dua orang anak dan juga apoteker kita akan melihat banyak mayat bergelimpangan seperti lalat mengambang di sepanjang sungai Han, menimbulkan kekacauan luar biasa di seantero Korea Selatan, maka dari titik inilah segala keasyikan itu dimulai.
Seperti kebanyakan film-film tentang bencana epidemik, Deranged juga punya semuanya, naskah bagus dan pengarapan yang serius. Dari masa inkubasi di mana semuanya masih berupa misteri gelap.
Kita tidak tahu apa yang sedang terjadi di sini, satu-satunya petunjuk hanya air yang sepertinya membuat para korbannya menggila tak terkendali.
Lalu ketika sedikit demi sedikit mulai terkuak Deranged menjadi semakin menantang untuk ditonton, terlebih ketika pihak pemerintah tidak tahu bagaimana cara menyembuhkan epidmik mengerikan itu sementara korban-korban terus bertambah, dan tentu saja karena ini Korea Selatan, kita tahu bahwa mereka punya kebiasaan untuk tidak pernah lupa ‘mencelupkan’ unsur bernama “melodrama” ke dalamnya untuk membuatnya semakin menarik.
Jadi Deranged tidak hanya mengajakmu dalam raung lingkup besar melihat bagaimana upaya sebuah bangsa untuk menyelamatkan diri mereka dari kehancuran namun juga dalam skala lebih kecil, seorang ayah dan suami yang diwakilkan karakter Jae-Hyuk dalam usahanya untuk menyelamatkan keluarganya dari wabah mematikan itu sebelum semuanya terlambat.
Ya, wabah yang disebut sebagai wabah Yenongashi seperti judul aslinya itu memang menjadi mimpi buruk di sini, tetapi ada sesuatu yang jauh lebih buruk ketika manusia-manusia di dalamnya bermain sebagai Tuhan.
Di balik segala kekacauan dan kepanikan yang ditimbulkan Yenongashi ada sebuah kisah perjuangan untuk menyelamatkan orang yang kamu cintai, dengan segala cara apapun, ada kisah persaudaran kakak-beradik yang sayangnya tidak di ekspose terlalu dalam termasuk beberapa elemen psiklogis dan pilihan-pilihan moral lainnya, dan twist menjelang akhir yang sebenarnya tidak terlalu mengejutkan sanggup merubah jalannya narasi Deranged menjadi lebih baik.
Untuk sebuah sajian epidemic disaster thriller perdana dari negeri Ginseng, Deranged sudah memulainya dengan baik.
Lalu kini giiran perfilman Korea Selatan mencoba menghadirkan sebuah epidemic disaster thriller yang belum pernah mereka buat sebelumnya dan hasilnya…..sukses besar!.
Deranged di bawah arahan sutradara Park Jung-woo berhasil menjadi film Korea Selatan ke sembilan terlaris tahun ini dengan meraih nyaris 30 juta Dollar sejak penayangannya bulan Juli lalu, bahkan di hari pertamanya ia sukses menjual lebih banyak tiket ketimbang The Amazing Spider-Man , sebuah fenomena yang sepertinya sulit terjadi di perfilman kita.
Premisnya mirip dengan kedua film Hollywood yang disebutkan di atas di atas, tentang gelombang kematian masal mengerikan yang disebabkan oleh sebuah penyakit misterius mematikan yang menyebabkan penderitanya tanpa sadar menengelamkan diri mereka sampai tewas.
Jadi setelah 10 menit perkenalan yang sedikit bertele-tele dengan karkater utamanya, Jae-hyuk (Kim Myeong-min), seorang suami, ayah dari dua orang anak dan juga apoteker kita akan melihat banyak mayat bergelimpangan seperti lalat mengambang di sepanjang sungai Han, menimbulkan kekacauan luar biasa di seantero Korea Selatan, maka dari titik inilah segala keasyikan itu dimulai.
Seperti kebanyakan film-film tentang bencana epidemik, Deranged juga punya semuanya, naskah bagus dan pengarapan yang serius. Dari masa inkubasi di mana semuanya masih berupa misteri gelap.
Kita tidak tahu apa yang sedang terjadi di sini, satu-satunya petunjuk hanya air yang sepertinya membuat para korbannya menggila tak terkendali.
Lalu ketika sedikit demi sedikit mulai terkuak Deranged menjadi semakin menantang untuk ditonton, terlebih ketika pihak pemerintah tidak tahu bagaimana cara menyembuhkan epidmik mengerikan itu sementara korban-korban terus bertambah, dan tentu saja karena ini Korea Selatan, kita tahu bahwa mereka punya kebiasaan untuk tidak pernah lupa ‘mencelupkan’ unsur bernama “melodrama” ke dalamnya untuk membuatnya semakin menarik.
Jadi Deranged tidak hanya mengajakmu dalam raung lingkup besar melihat bagaimana upaya sebuah bangsa untuk menyelamatkan diri mereka dari kehancuran namun juga dalam skala lebih kecil, seorang ayah dan suami yang diwakilkan karakter Jae-Hyuk dalam usahanya untuk menyelamatkan keluarganya dari wabah mematikan itu sebelum semuanya terlambat.
Ya, wabah yang disebut sebagai wabah Yenongashi seperti judul aslinya itu memang menjadi mimpi buruk di sini, tetapi ada sesuatu yang jauh lebih buruk ketika manusia-manusia di dalamnya bermain sebagai Tuhan.
Di balik segala kekacauan dan kepanikan yang ditimbulkan Yenongashi ada sebuah kisah perjuangan untuk menyelamatkan orang yang kamu cintai, dengan segala cara apapun, ada kisah persaudaran kakak-beradik yang sayangnya tidak di ekspose terlalu dalam termasuk beberapa elemen psiklogis dan pilihan-pilihan moral lainnya, dan twist menjelang akhir yang sebenarnya tidak terlalu mengejutkan sanggup merubah jalannya narasi Deranged menjadi lebih baik.
Untuk sebuah sajian epidemic disaster thriller perdana dari negeri Ginseng, Deranged sudah memulainya dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar